Mahasiswa Politeknik Labuan Bajo Kritisi Penyelenggara Pemilu saat Sosialisasi Pengawasan

Agustinus saat itu menjelaskan bahwa kehadiran lembaga survei sudah diatur.

"Lembaga survei diatur melalui pedoman tekhnis lembaga survei. Bahwa memang KPU tidak punya kapasitas untuk ketika rilis dikeluarkan," kata Gusti.

Dijelaskannya, kehadiran lembaga survei membantu pemilih dalam mendalami informasi tentang pasangan calon.

Baca Juga: Pjs Bupati Mabar Apresiasi Program Bajo Positif untuk Penanganan Sampah

"Tentu kita sebagai pemilih harus didorong, dipacu untuk lebih aktif memberikan penilaian secara mandiri kepada lembaga survei. Prinsipnya, teman-teman tidak terprovokasi," kata Gusti.

Demikian juga yang disampaikan oleh Hamka.

"Lembaga survei diberikan ruang. Pikiran kita tidak boleh terpengaruh. Di sini teman-teman sebagai insan akademis harus mampu menganalisa semua informasi yang beredar," kata Hamka.

Baca Juga: Pilkada 2024, Jumlah DPT di Manggarai Barat 199.749 Orang

Mahasiswa lainnya saat itu, menyoroti masalah politik uang dan kualitas demokrasi, korelasi antara perkembangan teknologi dengan pemilu, perlindungan terhadap pelapor dugaan pelanggaran pemilu serta sejumlah pertanyaan dan pernyataan kritis lainnya.

Sosialisasi pengawasan hari itu ditutup oleh Ketua Bawaslu Mabar Leny Seriang.***

Baca Juga: Hasil Undi Pilkada Mabar, Nomor 1 Paslon Mario-Richard dan Nomor 2 Edi-Weng