Monumen Pers Nasional, Museum Cikal Bakal Lahirnya Jurnalisme Tanah Air Menyimpan Banyak Karya Jurnalistik

photo author
- Minggu, 25 September 2022 | 19:01 WIB
Monumen Pers Nasional (Wikipedia)
Monumen Pers Nasional (Wikipedia)

KLIKLABUANBAJO.ID --- Monumen Pers Nasional yang terletak di Jalan Gajah Mada 59, Surakarta, Jawa Tengah, merupakan museum cikal bakal lahirnya jurnalisme di Tanah Air.

Museum ini didirikan pada tahun 1978, setelah lebih dari 20 tahun diusulkan dan dioperasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia.

Koleksinya meliputi teknologi komunikasi dan teknologi reportase, seperti penerbangan, mesin ketik, pemancar, telepon, dan kentongan besar.

Baca Juga: Najwa Shihab Diperbincangkan Netizen Tanah Air, Ada yang Bully Najwa, Puji Astuti Bela Sampaikan Hal Ini

Kompleks monumen terdiri atas gedung societeit lama, yang dibangun pada tahun 1918, dan digunakan untuk pertemuan pertama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) serta beberapa gedung yang ditambahkan pada tahun 1970-an.

Monumen ini terdaftar sebagai Cagar Budaya Indonesia.

Sekitar satu juta surat kabar dan majalah sejak masa sebelum dan sesudah Revolusi Nasional Indonesia tersimpan di museum ini.

Bangunan tempat berdirinya Monumen Pers Nasional dibangun sekitar tahun 1918 atas perintah Mangkunegara VII, Pangeran Surakarta, sebagai balai perkumpulan dan ruang pertemuan.

Bangunan ini dulunya bernama Societeit Sasana Soeka dan dirancang oleh Mas Aboekassan Atmodirono. 

Pada tahun 1933, Sarsito Mangunkusumo dan sejumlah insinyur lainnya bertemu di gedung ini dan merintis Solosche Radio Vereeniging, radio publik pertama yang dioperasikan pribumi Indonesia.

Baca Juga: Perumda Bidadari Mabar NTT Siap Kelola Obyek Wisata Gua Batu Cermin

Tiga belas tahun kemudian, pada tanggal 9 Februari 1946, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dibentuk di gedung ini.

Saat pendudukan Jepang di Hindia Belanda, gedung ini dijadikan klinik perawatan tentara, kemudian menjadi kantor Palang Merah Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Tanggal 9 Februari 1956, dalam acara perayaan sepuluh tahun PWI, wartawan-wartawan ternama seperti Rosihan Anwar, B.M. Diah, dan S. Tahsin menyarankan pendirian yayasan yang akan menaungi Museum Pers Nasional.

Yayasan ini diresmikan tanggal 22 Mei 1956 dan sebagian besar koleksi museumnya disumbangkan oleh Soedarjo Tjokrosisworo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Robertus Endang S

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X