Terkait Buku PPKn Keliru Menjelaskan Konsep Trinitas, Kemendikbud Akui Kekeliruan dan Siap Direvisi

photo author
- Rabu, 27 Juli 2022 | 07:55 WIB
Buku PPKN yang keliru menjelaskan Trinitas akan direvisi (Istimewa)
Buku PPKN yang keliru menjelaskan Trinitas akan direvisi (Istimewa)

"Untuk versi cetak kami sudah menghentikan proses pencetakan versi lama, dan pencetakan selanjutnya akan menggunakan edisi revisi. Kami juga akan segera mengedarkan suplemen perbaikannya bagi yang sudah menerima buku," ujarnya.

 

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan media ini, Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) untuk SMP kelas 7 ramai diperbincangkan publik.

Buku karya Zaim Uchroni dan Ruslinawati itu diperbincangkan karena di dalamnya menyajikan informasi yang keliru tentang iman umat Kristiani. 

 

Baca Juga : Sedang Viral, Buku PPKn Menyajikan Informasi Keliru tentang Iman Umat Kristiani

 

Pada halaman 79, buku itu membahas tentang "Kebhinekaan Indonesia". Di situ dijelaskan singkat tentang Protestan dan Katolik.

 

"Agama Kristen Protestan mulai berkembang setelah kedatangan bangsa-bangsa Eropa, terutama Belanda dan Inggris, sekitar Abad ke-17. Tuhannya adalah Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus sebagai tiga yang tunggal atau Trinitas. Injil menjadi kitab sucinya. Umat Kristen Protestan wajib beribadah setiap akhir pekan di gereja masing-masing," dikutip dari buku PKN karya Zaim Uchroni dan Ruslinawati halaman 79.

 

Selanjutnya dijelaskan tentang Katolik.

 

"Agama Katolik mulai berkembang bersama dengan kedatangan bangsa Spanyol dan Portugis di Abad ke-16. Tuhannya sama dengan Kristen Protestan, yakni Trinitas Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus. Kitab sucinya juga Injil. Dengan peribadatan tersendiri berbeda dengan Protestan, umat Katolik wajib beribadah setiap akhir pekan di gereja Katolik," dikutip dari buku PKN karya Zaim Uchroni dan Ruslinawati halaman 79.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Robertus Endang S

Sumber: Twitter

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X