KLIKLABUANBAJO.ID -- Ada kisah unik di balik pesona Air Terjun Cunca Perlamping di Kampung Nobo, Desa Tondong Belang, Labuan Bajo, NTT.
Cerita Sebastianus Suhardi (51), konon, sumber air yang mengalir di Cunca Perlamping adalah darah manusia raksasa yang berhasil dijerat oleh warga sekitar.
Raksasa itu dalam cerita rakyat masyarakat Nobo, memakan manusia di kampung dan menyebabkan populasi penduduk terancam punah.
Baca Juga: Kisah Petani Sukses, Tolak Kerja di Bank Lebih Memilih jadi Petani Bawang
Karena itu, warga masyarakat mengatur siasat memasang jerat untuk menangkap raksasa tersebut. Raksasa itu berhasil ditangkap, dan darahnya berceceran di sekitar Cunca Perlamping.
"Air berwarna sedikit merah dan menyebabkan bebatuan di aliran sungai merah, itu karena darah raksasa itu. Itu cerita orang tua dulu," kata Sebastianus.
Namun sebetulnya, tambah Sebastianus, airnya berwarna merah karena mengandung Belerang. Belerang itu yang menyebabkan air berwarna di sana.
Baca Juga: Mari Berwisata ke Air Terjun Cunca Perlamping di Kampung Nobo Labuan Bajo NTT
"Biasanya kalau orang sakit kulit, sembuh mandi di sana. Ada mata air buang sakit (oke lasa)," cerita Sebastianus.
Momentum terbaik untuk berkunjung ke Cunca Perlamping, yakni pada transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Pasalnya, Air Terjun Cunca Perlamping merupakan hasil pencampuran dua jenis air, air ber-belerang dan air bersih.
Baca Juga: Oli Palsu Marak Beredar Pembeli Harus Lebih Jeli, Berikut Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu
Sumber mata air Belerang itu biasa disebut masyarakat dengan Nggerngguk, yakni mata air yang mengandung Belerang.
Sumber air kedua, Sungai Wae Damar, air bersih nan jernih. Menjadi sumber utama air minum untuk masyarakat Nobo.