Ratu Elizabeth II Naik Tahta pada Tahun 1952 Menggantikan Posisi Ayahnya Raja George VI

photo author
- Jumat, 9 September 2022 | 07:09 WIB
Ratu Elizabeth II (Tangkapan layar CBS. News)
Ratu Elizabeth II (Tangkapan layar CBS. News)

KLIKLABUANBAJO.ID --- Ratu Elizabeth II dikabarkan meninggal dunia di Istana Balmoral Kamis (8/9/2022) sore waktu setempat.

Ratu Elizabeth II tercatat menguasai Britania Raya selama 70 tahun.

Sejarah kepemimpinannya dimulai pada tahun 1951.

Saat itu kesehatan Raja George VI menurun dan Elizabeth sering diutus untuk mewakilinya dalam acara-acara publik.

Baca Juga: Kisah Cinta Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip. Suaminya Penganut Ortodoks Yunani Namun Pindah Anglikan

Ketika dia melakukan kunjungan ke Kanada dan mengunjungi Presiden Truman di Washington, D.C. pada bulan Oktober 1951, sekretaris pribadinya, Martin Charteris, membawa surat perintah deklarasi naik tahta untuk digunakan jika Raja meninggal ketika dia sedang melakukan kunjungan.

Pada awal tahun 1952, Elizabeth dan Philip berangkat untuk melakukan kunjungan ke Australia, Selandia Baru, dan Kenya.

Pada tanggal 6 Februari 1952, mereka berdua baru saja sampai di kediaman mereka di Kenya saat Philip diberitahu kabar mengenai kematian Raja.

Philip kemudian menyampaikan kabar tersebut kepada istrinya.

Martin Charteris meminta Elizabeth untuk memilih nama penyandang kekuasaan yang ingin dipakainya, namun dia memutuskan untuk tetap menggunakan nama Elizabeth, atau lebih tepatnya, Elizabeth II.

Baca Juga: Berikut Beberapa Gelar Putri Elizabeth Sejak Lahir hingga menjadi Ratu Elizabeth II

Elizabeth langsung diproklamasikan sebagai ratu Britania Raya dan seluruh alam Persemakmuran pada saat itu juga dan setelah itu dia langsung kembali ke Inggris.

Setelah menjadi Ratu, ia dan Adipati Edinburgh kemudian pindah ke Istana Buckingham.

Dengan naik takhtanya Elizabeth, ada kemungkinan bahwa wangsa kerajaan akan menggunakan nama suaminya; menjadi Wangsa Mountbatten, sejalan dengan kebiasaan seorang istri yang menggunakan nama keluarga suaminya setelah menikah.

Nenek Elizabeth, Ratu Mary, dan Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill, menyarankan untuk tetap mempertahankan nama Wangsa Windsor, dan usul ini diterima.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Robertus Endang S

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggali 'Emas' di Warloka Pesisir di HPN 2025

Minggu, 9 Februari 2025 | 15:02 WIB

Terpopuler

X