Seremoni Adat Sembelih Ayam Jantan Merah Sebelum Keberangkatan Tim Flores Sea Kayak Expedition

photo author
- Senin, 7 Agustus 2023 | 07:33 WIB
Seremoni adat sembelih ayam jantan merah sebelum keberangkatan tim Flores Sea Kayak Expedition. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)
Seremoni adat sembelih ayam jantan merah sebelum keberangkatan tim Flores Sea Kayak Expedition. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

Ketua Tim Flores Sea Kayak Expedition adalah Yoppy Saragih, sedangkan Priyo Utomo sebagai tim publikasi ekspedisi sekaligus anggota tim segara; Ayu Laksmi sebagai anggota tim segara; M. Dzuhron sebagai dewan pengurus Wanadri dan kali ini merupakan anggota tim nusa.

Kepada wartawan, Kamis (3/8/2023) mereka menjelaskan bahwa sebelum jelajah Flores Sea Kayak Expedition ini, mereka sudah melakukan latihan-latihan. Selain itu juga mereka telah melakukan survei langsung ke sejumlah tempat di Flores dan bertemu warga di pesisir untuk mendapatkan sejumlah informasi demi memperlancar misi mereka keliling Flores lewat laut.

Wanadri sendiri merupakan organisasi yang sudah sering melakukan kegiatan ekpedisi, mereka pernah menaklukan puncak gunung tertinggi di Indonesia bahkan gunung tinggi skala dunia.

Wanadri sudah menoreh sejumlah prestasi dan pencapaian membanggakan di alam bebas.

Yoppy menjelaskan bahwa tim ekspedisi mengelilingi Pulau Flores, berangkat dari Labuan Bajo melewati pantai utara dan selanjutnya melewati pantai selatan hingga tiba kembali di Labuan Bajo Sepetember 2023.

"Start dari pantai di Hotel Luwansa dekat Pantai Pede. Di sana dianggap layak untuk start. Ada acara pelepasan sehingga baru bisa berangkat sekitar jam 09.00 Wita, padahal biasanya jam 06.00 harus sudah start, paling lambat jam.07.00 Wita karena pasang belum terlalu surut sehingga perahu masih bisa meluncur," kata Yoppy.

Diperkirakan pada pukul 15.00 Wita tanggal 7 Agustus itu, ke-6 orang peserta tersebut akan tiba di camp pertama dan menyelesaikan perjalanan mendayung kayak pada hari pertama di ekspedisi kali ini.

Mereka akan bermalam di camp pertama itu dan memasak menggunakan peralatan yang disiapkan, lalu keesokan harinya melanjutkan lagi perjalanan hingga istirahat di camp kedua dan camp-camp selanjutnya.

Ada 38 titik camp yang akan mereka singgah untuk beristirahat, makan, dan tidur atau hal-hal lain yang perlu mereka lakukan.

Rata-rata dalam sehari mereka menempuh perjalanan 20 sampai 30 kilometer dalam durasi waktu antara 6 sampai 9 jam paling lama, disesuaikan dengan keadaan di laut.

Mereka dilengkapi dengan berbagai peralatan, termasuk alat untuk bisa dimonitor oleh Basarnas bila ada sesuatu yang perlu dibantu. Peralatan lainnya yakni alat komunikasi berupa HT atau Handy Talkie, pluit, telepon satelit karena akan melalui tempat-tempat yang tak ada signal untuk handphone biasa.

Ada dua kawasan yang mendapat perhatian ekstra dari mereka yaitu lautan atau pantai yang terdapat buaya dan komodo. Mengingat di pantai utara juga ada komodo yaitu di wilayah Kabupaten Manggarai Timur dan Ngada seperti di Riung.

Ekspedisi ini diharapkan akan menjadi daya tarik bagi dunia internasional, khususnya bagi organisasi atau komunitas-komintas petualang di dunia yang menggeluti olahraga ekstrem ekspedisi dayung kayak.

Selama ini kawasan di Indonesia yang sudah populer di mata dunia untuk berpetualang lewat laut atau ekspedisi kayak adalah di Raja Ampat.

Namun dengan ekspedisi di Flores kali ini, diharapkan para petualang kelas dunia juga akan datang untuk mengelilingi Flores lewat laut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Rekomendasi

Terkini

Menggali 'Emas' di Warloka Pesisir di HPN 2025

Minggu, 9 Februari 2025 | 15:02 WIB

Terpopuler

X