KLIKLABUANBAJO.ID|LABUAN BAJO -- Kampung Rintung, Kampung Wae Belang di Desa Golo Nobo, dan Pungkang, Wangkung di Pota Wangka, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat dikenal sebagai sentra produksi Fanili. Namun warga di dua desa itu belum menikmati listrik. Lampu pelita menjadi pengganti listrik untuk penerang di malam hari. KLIKLABUANBAJO.ID menginap di Rintung Rabu malam (23/3/2022) dan merasakan langsung betapa susahnya masyarakat mendapatkan akses penerangan. Lampu pelita jadi pilihan utama warga. Beberapa warga lain yang memiliki kemampuan secara perekonomian menggunakan sumber pembangkit listrik mesin genset. Sebagian warga nebeng bersama mereka, tapi patungan membeli bahan bakar bensin. Menghidupkan genset pun hanya bila diperlukan, tidak setiap malam. "Ada lampu SEHEN (Super Ekstra Hemat Energi) dari PLN, tapi sudah rusak semua. Sekarang pakai panel surya sendiri," kata Pius Juan. Warga lain Simon Syukur mengungkapkan, lampu SEHEN milik PLN sudah tidak berfungsi. Padahal dulu, warga membayar tiap bulan Rp.35.000. Sesuai keterangan PLN saat program lampu SEHEN turun, kata Simon, warga pelanggan SEHEN akan diprioritaskan oleh PLN. "Tapi nyatanya kami seperti ini. PLN hanya sampai di Sita dan Mbahor saja," kata Simon. Simon mengungkapkan membutuhkan anggaran besar ketika menggunakan genset. Jika dihidupkan setiap hari, melebihi jutaan rupiah per bulan. Ia berharap agar PLN mengingat komitmennya untuk memasang jaringan listrik ke Kampung Rintung dan beberapa kampung di desa sekitarnya. (fei)