KLIKLABUANBAJO.ID | LABUAN BAJO. ID--Setelah tamat SMAN 1 Ruteng tahun 1987, pria ini kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) atau jalur undangan khusus. Selesai kuliah tahun 1993, pria lulusan Fakultas Perikanan ini sempat bekerja di beberapa perusahan tambak udang di Lampung dan Karawang. Sejak tahun 2018, pria pemilik nama Anggelus Nai Nggalas ini membuka tambak di Gorontalo Labuan Bajo dan mulai usaha udang, panen pertama tahun 2019. Sejak 2019 hingga 2020 lalu, total pendapatan yang dia peroleh sebanyak Rp 1,8 miliar. Dari jumlah tersebut, keuntungan bersihnya sekitar Rp 700 juta. Sedangkan tahun 2021 tidak panen akibat cuaca buruk dan banjir. "Luas lahan tambak yang saya kerjakan ini 3,5 hektar. Panen pertama tahun 2019 Bulan Janurai sebanyak 6 ton udang tetapi sempat rugi Rp 400 juta karena banjir. Pada tahun 2019 itu juga mulai Juli hasil panen sebanyak 12 ton. Lalu tahun 2020 hasil panen 10 ton," kata Anggelus yang biasa disapa Angga ini. Dia ditemui di lahan tambaknya di Gorontalo Labuan Bajo, Kamis (15/4/2021) sore. Disampaikannya, usaha tambak udang di Labuan Bajo melewati berbagai rintangan. "Saya mengambil benih udang dari Sumbawa, NTB. Namanya benur," kata Angga. Dalam usahanya itu dia dibantu oleh karyawannya 4 orang. "Satu petak tambak bisa diisi 150.000 benih udang. Saya punya ada 11 petak, berarti kapasitasnya bisa 1.650.000 benih kalau terisi semua. Selama ini yang terisi 3 sampai 4 petak dengan total per petak 100.000 benih karena terkendala di pembiayaan," tutur Angga. Pasaran udang di Labuan Bajo kata dia sangat potensial, bahkan untuk daratan Flores. "Harga udang per kilogram rata-rata Rp 65 ribu. Selain pemasarannya di Labuan Bajo, juga ke Ruteng, Bajawa dan Ende. Untuk Labuan Bajo dan Ruteng kebanyakan dibeli oleh pihak restoran. Sedangkan sisanya dibeli perorangan untuk konsumsi pribadi," kata Angga. Mulai tahun 2020 lalu kata dia, pihaknya mencoba untuk turut membudi daya Ikan Bandeng tetapi masih dalam skala kecil namun ternyata hasil dan peminatnya cukup tinggi. "Ke depan udang dan Bandeng serta Ikan Nila akan saya kembangkan," kata Angga. "Dari data yang saya peroleh, kebutuhan udang di TPI Labuan Bajo dalam kondisi normal untuk seminggu sebanyak 2,5 ton. Selama ini kebanyakan dari Sape dan Bima, NTB serta dari Makassar," kata Angga. Lahan tambaknya juga menjadi tempat kuliah lapangan dari para mahasiswa. "Mahasiswa dari Politeknik Perikanan Kupang tahun 2019 lalu praktek di sini. Sedangkan tahun 2020 mahasiswa dari Undana sebanyak sepuluh orang yang PKL di sini," kata Angga. Dia juga membuka pelatihan secara gratis di lahannya bagi siapapun yang berminat untuk usaha tambak udang. Untuk diketahui, total investasi sampai saat ini yang sudah dikeluarkan oleh Angga untuk lahan tambaknya Rp 1,3 M. (tin)